Amerika Serikat saat ini menjadi negara terkuat di dunia atau disebut dengan negara adidaya/adikuasa, dimana kekuasaan meliputi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), menguasai keuangan, serta teknologi yang canggih.
Selain itu Amerika juga menguasai beberapa wilayah yang menjadi sentral untuk mendapatkan kepentingan negaranya, baik minyak dan gas (migas), emas, batu bara, dan lain-lain seperti di Timur Tengah yang kaya akan pertambangan.
Amerika dengan kemampuan dan teknologinya yang canggih sehingga mampu menguasai hampir seluruh media cetak, media elektronik, media online seperti CNN, Voice of America (VoA), termasuk Al-Zazira dll, tujuan dan manfaat mereka menguasai media tersebut sebagai upaya mempropagandakan geopolitik/geotrateginya terhadap Negara-negara lain di dunia apalagi negara-negara yang miskin dengan teknologinya sudah jelas tunduk kepada USA.
Oleh karena itu jangan heran, ketika Amerika mempropagandakan Irak untuk menyerang Negara Kuwait, sehingga kedua negara tersebut meletus perang yang sama-sama berada dalam lingkaran Liga Arab, akhirnya Amerikapun menyerang Irak dengan alasan membantu Kuwait. Padahal tujuan utama Amerika hanya ingin mendapatkan Minyak dari Negara Kuwait.
Selama sepuluh tahun terakhir ini dimana geopolitik Amerika Serikat berputar di Sentral Asia, dengan tujuan utama untuk menghancurkan negara-negara Islam yang di propagandakan melalui demokrasi seperti Negara Mesir, Libya, Syiria, termasuk Sudan, Afganistan, Yaman dll.
Selain itu Amerika juga memiliki strategi menjatuhkan Cina sebagai negara produksi teknologi tercepat dan termurah didunia, oleh karenanya Cina mampu bersaing di tingkat ekonomi global. Sebagai langkah awal Amerika untuk menguasai Cina, maka mereka melakukan hubungan bilateral dengan Korea Selatan baik dibidang teknologi militer, latihan militer laut dan darat. Tujuannya untuk memperlihatkan kekuatan Amerika Serikat kepada Republik Rakyat Cina (RRC).
Namun tidak kalah juga terhadap Negara Myanmar yang terus diserang untuk menerapkan sistem demokrasi, Amerika dengan berbagai cara dan langkah yang dilakukan dalam menjatuhkan Myanmar di mata Internasional dan ASEAN terutama Indikasi Myanmar sedang menyiagakan persenjataan nuklirnya, karena isu demokratisasi politik dan hak asasi manusia tidak laku di pasar politik Myanmar.
Selain itu Amerika juga memiliki strategi menjatuhkan Cina sebagai negara produksi teknologi tercepat dan termurah didunia, oleh karenanya Cina mampu bersaing di tingkat ekonomi global. Sebagai langkah awal Amerika untuk menguasai Cina, maka mereka melakukan hubungan bilateral dengan Korea Selatan baik dibidang teknologi militer, latihan militer laut dan darat. Tujuannya untuk memperlihatkan kekuatan Amerika Serikat kepada Republik Rakyat Cina (RRC).
Namun tidak kalah juga terhadap Negara Myanmar yang terus diserang untuk menerapkan sistem demokrasi, Amerika dengan berbagai cara dan langkah yang dilakukan dalam menjatuhkan Myanmar di mata Internasional dan ASEAN terutama Indikasi Myanmar sedang menyiagakan persenjataan nuklirnya, karena isu demokratisasi politik dan hak asasi manusia tidak laku di pasar politik Myanmar.
Kita bisa memprediksi kemampuan negara Adidaya/paman syam tersebut dengan kemampuan yang dimiliki Negara Timur Tengah, dimana Timur Tengah jauh ketinggalannya di bandingkan kemampuan yang dimiliki USA itu, namun sampai saat ini masih ada negara yang masih bertahan dan menantang kebijakan Amerika serta mengancam negara-negara barat yaitu Negara Republik Islam Iran dibawah kepemimpinan Ahmaddinejad.
Secara kemampuan, teknologi, persatuan, keuangan, pertambangan, kerjasama, geopolitik/geotrategi yang dimiliki Negara Amerika sampai saat ini belum ada negara satupun yang posisinya lebih tinggi dari negara USA yang memiliki anaknya yaitu Israel.
Namun percayalah bahwa Negara itu akan hancur dengan alamnya sendiri seperti bencana (topan tornado) serta akan mengalami krisis bahan pokok yang singnifikan, dimana sebelumnya mereka hanya bisa mencuri dari negara orang dengan system kapitalisme dan demokrasi karna negaranya sangat kurang dengan Sumber Daya Alamnya.
Hal tersebut terungkap ketika kami (mahasiswa ilmu politik) mengikuti mata kuliah politik internasional pada hari Senin 18 Juni 2012 di Universitas Malikussaleh.
Oleh Safrizal
Tidak ada komentar: