Event Pemerintah Aceh 2014

Lima Negara Beri Rekomendasi RI Soal Papua

Di sesi UPR sidang Dewan HAM PBB, mereka menilai masih banyak pelanggaran HAM di Papua.

Aksi Demo Warga Papua (VIVAnews)
Laporan pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Indonesia saat ini sedang dikaji oleh Dewan HAM PBB dalam rangkaian sesi pembahasan Universal Periodic Review, yang berlangsung sejak 23 Mei lalu di Jenewa. Dalam forum ini, setidaknya ada delegasi dari 13 negara yang mempertanyakan tentang Papua.

Ada delegasi dari lima negara yang secara spesifik menanyakan serangkaian kekerasan di Papua yang pelakunya tak kunjung terungkap. Demikian ungkap Direktur Imparsial, Poengki Indarti, melalui pesan elektroniknya, Minggu, 27 Mei 2012.

"Lima Negara yakni Jerman, Kanada, Inggris, Belanda dan Perancis, yang menunjukan perhatian mereka dan menanyakan tentang Papua. Khususnya terkait masalah HAM, pembela HAM, kasus penyiksaan serta serangkaian kasus kekerasan yang masih kerap terjadi, tapi aktor dan pelakunya tidak pernah terungkap," kata Poengki.

Kelima negara itu menyatakan, di Papua sering terjadi penembakan terhadap warga sipil, tapi Polisi tidak pernah bisa menangkap para pelaku. "Pelanggaran HAM sering terjadi di Papua, khususnya di area Freeport dan Puncak Jaya, di mana banyak berjatuhan korban meninggal dunia dan luka-luka akibat penembakan-penembakan yang dilakukan kelompok tak dikenal," ucapnya.

"Polisi selalu gagal memburu para pelaku, meskipun ada banyak satuan keamanan yang ditempatkan di Freeport dan Puncak Jaya, antara lain aparat kepolisian, TNI dan intelejen," lanjutnya.

Bahkan, sambung Poengki, kelima negara itu memandang kekerasan cenderung meningkat pada hari-hari tertentu di Papua. "Kekerasan yang dilakukan kelompok tak dikenal, yang diduga dilakukan oleh aparat keamanan Indonesia, meningkat tajam selama peringatan hari-hari bersejarah di Papua," tutur Poengki.

Poengki mencontohkan, pada tanggal 1 Desember dan pada acara-acara khusus, misalnya Kongres Rakyat Papua Ke-III pada bulan Oktober 2011, dan acara West Papua National Committee seminar di bulan Agustus 2011.

Kelima negara itu juga mempertanyakan pembatasan kebebasan berekspresi di Papua. "Di tahun 2011, aparat keamanan Indonesia membubarkan Kongres Rakyat Papua dan menangkap lebih dari 200 orang. Para pemimpin kongres ditahan dan proses pidana dengan dakwaan makar," jelas Poengki.
 
Poengki melanjutkan, saat ini masyarakat asli Papua masih selalu dicurigai dan banyak yang dianggap pemberontak. Orang-orang asli Papua masih distigma sebagai separatis.

"Hal ini juga digunakan oleh Pemerintah Indonesia dalam membuat kebijakan, misalnya ketika pemerintah membuat satu kebijakan tentang intelejen yang mengijinkan intelejen untuk menginterogasi, menyadap, dan mengecek arus keuangan seseorang yang diduga separatis," paparnya.

Ketimbang memenuhi janjinya untuk mengadakan dialog dengan rakyat
Papua, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono malah justru lebih memfokuskan perhatian kepada percepatan pembangunan di Papua dengan mendirikan Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), yang lebih menitikberatkan pada isu pembangunan.
"Ironisnya, pembangunan yang dilaksanakan di Papua tidak berdasarkan partisipasi rakyat, contohnya proyek MIFEE yang menjadi proyek Pemerintah Pusat yang justru meminggirkan orang asli Papua".

Terkait sejumlah pertanyaan dari kelima negara itu,  Pemerintah Indonesia yang diwakili Menteri Luar Negeri tidak memberikan jawaban yang jelas selama sesi review UPR tersebut berlangsung. Pemerintah juga dianggap tidak memberikan informasi terkini tentang Papua di dalam laporan UPR 2012.

Rekomendasi dari kelima negara itu yakni:
  1. Mendesak Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan dialog dengan perwakilan Ppua;  
  2. Mendesak Pemerintah Indonesia untuk melanjutkan reformasi sektor keamanan: TNI, Polisi dan Intelejen; 
  3. Mendesak Pemerintah Indonesia untuk melindungi Para Pembela HAM dan Rakyat Papua dari tindak kekerasan; 
  4. Mendesak Pemerintah Indonesia untuk melibatkan partisipasi rakyat dalam pembangunan di Papua;

Barack Obama Sering Hisap Ganja saat SMA, Tapi Tes Kesehatan Capres AS Kok Lulus Ya !

Ilustrasi, FOTO by Google
Presiden Amerika Serikat Barack Obama ternyata pernah melalui masa-masa nakal saat remaja. Saat SMA, Obama diceritakan sering menghisap ganja bersama gengnya. Dia bahkan menciptakan teknik penghisapan khusus dalam menikmati daun haram tersebut.

Kisah ini tercantum dalam biografi terbaru Obama yang ditulis oleh David Maraniss, "Barack Obama: The Story". Daily Mail, Sabtu 26 Mei 2012, menuliskan bahwa dalam buku tersebut dikatakan Obama memiliki geng penghisap ganja yang bernama Choom Gang, bahasa slang dari menghisap mariyuana.

Obama disebutkan menciptakan teknik penghisapan ganja khusus di geng tersebut. Salah satunya disebut 'penghisapan total.' Dalam teknik ini, anggota geng harus menghisap dan menahan asap ganja di tubuh mereka sedikit lebih lama. Jika terlalu cepat dikeluarkan, maka akan kena penalti, yaitu dilewatkan saat putaran penghisapan berikutnya.

Teknik lainnya yang dia ciptakan adalah "menghisap atap." Teknik ini dilakukan di dalam mobil VW Combi salah satu anggota yang dinamakan Choomwagon dengan seluruh kaca tertutup saat pesta ganja. Ini dilakukan agar tidak ada asap yang terbuang sia-sia. Ketika ganja telah terhisap habis, mereka akan menghisap sisa-sisa asap di dalam mobil.

"Menyia-nyiakan asap yang bagus tidak bisa ditoleransi," kata seorang teman lama Obama dalam buku tersebut.

Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa Obama terkadang serakah dalam menghisap ganja. Dia berkali-kali menyerobot giliran dan menghisap beberapa kali. "Dia sering memasukkan sikutnya dan berteriak 'intersepsi' dan menghisap lagi," tulis Maraniss.

Kisah ini terjadi di masa-masa SMA Obama di sekolah Punahou, Honolulu, Hawaii dan Occidental College di Los Angeles. Dalam biografi sebelumnya yang berjudul Dream of My Father, Obama mengakui sendiri bahwa dia pernah menghisap ganja.

Namun Maraniss mengatakan dalam bukunya bahwa Obama kala itu bukanlah tipe pelajar pecandu yang tergila-gila pada ganja. Seluruh anggota Choom Gang, tulisnya, tumbuh menjadi orang-orang sukses. Selain Obama yang menjadi Presiden, beberapa anggota dilaporkan telah menjadi pengacara, penulis dan pengusaha.

Editor: Safrizal

Penguasa Abaikan Aspirasi Masyarakat

Penguasa kini jauh dari kehendak dan aspirasi masyarakat, serta tidak mampu mengadopsi rasa keadilan. Dua contoh gelap dari fenomena itu adalah kenaikan harga BBM, dan pemberian grasi pada terpidana narkoba Corby.

Hal ini, menurut Ichsanuddin Noorsy, dalam pidatonya seusai menerima penghargaan Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) 2012 di Jakarta, Sabtu (26/5/2012) malam, menunjukkan otoritas semu penguasa (false authority).


Otoritas semu ini juga ditunjukkan para kepala daerah yang ketika memenangi pilkada, membawa rombongannya untuk mengisi jabatan-jabatan kunci. Akibatnya, kepentingan masyarakat umumnya tidak terakomodir. Bahkan, banyak kepala daerah tidak membuat rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

Otoritas semu ini didahului pemerintahan palsu (false government), yang menghasilkan kebijakan publik yang jauh dari kepentingan rakyat (false public policy). Hal ini mudah saja dilakukan, karena mereka pun mendapatkan kekuasaan melalui pendekatan pragmatis.

Kesadaran masyarakat dimanipulasi secara transaksional. Suara diperoleh bukan dengan pendekatan aspirasi masyarakat, terjadi false vote yang menghasilkan false representative.

Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia menyerahkan penghargaan kepada empat kepala daerah yang dinilai berprestasi, serta dua akademisi yang berkontribusi pada perbaikan kualitas pemerintahan.

Empat kepala daerah itu adalah Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang, Bupati Serdang Bedagai Erry Nuradi, Wali Kota Cimahi Itoc Tochija, dan Bupati Enrekang La Tinro La Tunrung.

Adapun akademisi yang mendapatkan penghargaan adalah Guru Besar FISIP Universitas Indonesia Prof Bhenyamin Hoessain, atas pengabdian sbg ilmuwan pemerintahan, dan Ichsanuddin Noorsy, atas pengabdiannya sebagai pemerhati pemerintahan. 

Editor: Safrizal

33 tewas dalam pertempuran tentara Yaman dengan al Qeda

Sebanyak 33 orang, termasuk enam tentara tewas dalam pertempuran antara gerilyawan Al Qaida dan tentara di Yaman Selatan ketika pasukan bergerak ke ibu kota provinsi Abyan, Zinjibar, kata sumber-sumber militer dan lokal.

Tentara dari Brigade Mekanik ke-25 Sabtu pagi menewaskan 30 gerilyawan di Maraqid dan Mashqaa, sebagian besar warga Somalia, kata Brigjen Mohammed al-Sawmali kepada situs kementerian pertahanan 26sept,net.


"Dua tentara tewas dan empat lainnya cedera," kata laman itu megutip pernyataan Sawmali.

"Pasukan "membersihkan" Maraqi dan Nashqasa,yang terletak di bagian timur laut pinggirn Zinjibar, dan menyita senapan-senapan mesin, roket-roket dan granat berpeluncr roket, kata sumber yang sama.

Sementara itu di Jaar, satu pangkalan penting Al Qaida di Abyan, empat tentara tewas dalam pertempuran di pinggiran kota itu, kata seorang pejabat militer kepada AFP.

Satu sumber di sana mengatakan tujuh gerilyawan juga tewas.

Pasukan Yaman melakukan serangan pada 12 Mei untuk merebut daerah-daerah yang dikuasai Al Qaida di Abyan.

Sejak serangan itu dimulai, 332 orang tewas, kata data yang dihimpun AFP, termasuk 242 petempur Al Qaida, 53 personil militer,18 anggota milisi lokal dan 17 warga sipil.

PBB kunjungi 'tempat pembantaian' di Suriah

Demonstrasi antipemerintah
Demonstrasi menentang pemerintah pecah setelah sembahyang Jumat (25/05).
Para pengamat PBB di Suriah mengunjungi Houla, kota yang menurut para pegiat oposisi menjadi tempat pembantaian sekitar 90 orang oleh pasukan pemerintah.


Para pegiat mengatakan puluhan orang terluka akibat bom dan serangan pasukan pemerintah atas kota di propinsi Homs itu.


Tayangan video menunjukkan mayat anak-anak yang tewas dalam kekerasan yang merupakan bagian dari serangan paling berdarah di satu tempat sejak gencatan senjata dimulai April lalu.


Pertempuran di Suriah berlanjut walaupun PBB mengerahkan sekitar 250 pengawas untuk menerapkan gencatan senjata yang diusulkan utusan PBB Kofi Annan.

PBB mengatakan paling tidak 10.000 orang tewas sejak pemberontakan menentang Presiden Bashar al-Assad pecah bulan Maret 2011.

Hari berkabung

Seorang aktivis di Houla mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa pasukan mulai menyerang Houla setelah demontrasi antipemerintah pecah setelah sembahyang Jumat (25/05).

Serangan dimulai dengan tembakan artileri yang menewaskan 12 orang, katanya. Puluhan lain tewas saat preman propemerintah yang disebut "shabiha" menyerbu kota itu.

Badan hak asasi Suriah yang bermarkas di Inggris mengatakan lebih dari 90 orang meninggal dalam 24 jam sejak Jumat siang.

Kelompok oposisi Dewan Nasional Suriah (SNC) mengatakan lebih dari 110 orang meninggal. Badan ini mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak, menurut kantor berita AFP.

Para pegiat menyerukan agar hari berkabung ditetapkan.

Tayangan video dari kota itu menunjukkan puluhan anak meninggal, dengan tubuh berlumur darah. Tayangan ini belum dapat dipastikan namun wartawan BBC mengatakan akan sulit untuk mendapatkan gambar palsu.

Dalam satu kasus, enam anggota keluarga tewas setelah rumah mereka dibom, kata badan HAM Suriah.

Paling tidak 20 lainnya tewas dalam kekerasan di tempat lain di Suriah hari Jumat, menurut para aktivis.

Media internasional tidak diizinkan secara bebas di Suriah dan sangat sulit untuk memastikan laporan tentang kekerasan.

Kedutaan dan Kerjasama Indonesia dengan Dunia Internasional