Dalam enam bulan terakhir terjadi 732 kecelakaan dengan jumlah orang yang meninggal dunia 363 jiwa atau 2 jiwa per hari.
Tingginya angka kecelakaan tersebut disebabkan oleh rendahnya ketertiban lalu lintas, yang salah satu faktornya karena pola pikir yang dibentuk pada masa konflik, serta kenaikan jumlah kendaraan bermotor.
Data yang dihimpun Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Aceh menyebutkan, pada tahun 2010 jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah Aceh 806 kejadian, dengan jumlah korban meninggal dunia 639 jiwa dan menimbulkan kerugian material Rp 2,53 miliar.
Jumlah tersebut melonjak tahun 2011 menjadi 1.466 kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban meninggal dunia 807 jiwa serta kerugian material Rp 5,84 miliar.
Pada tahun 2012, hingga bulan Juni tercatat sebanyak 732 kecelakaan lalu lintas di Aceh, dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 363 jiwa serta kerugian material Rp 2,33 miliar.
Artinya, dalam sehari di Aceh rata-rata terjadi empat kecelakaan dengan jumlah korban meninggal dua orang per hari.
Direktur Lalu Lintas Polda Aceh Komisaris Besar Unggul Sedyantoro, Rabu (12/7/2012), mengungkapkan, kesadaran untuk tertib berlalu lintas pada masyarakat Aceh masih tergolong rendah. Ini terlihat dari banyaknya ketidaktaatan pengendara kendaraan di jalan raya terhadap rambu-rambu lalu lintas, khususnya di area lampu pengatur lalu lintas.
Ini sebagai dampak dari pola pikir yang masih tersisa dari masa konflik. Bagi sebagian masyarakat Aceh, berdiam diri lama di dekat lampu pengatur lalu lintas adalah berbahaya. Mereka seperti terancam.[serambi/kompas]
Tidak ada komentar: