Puluhan calon mahasiswa asal pegunungan di Jayapura yang ikut seleksi masuk
perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia melalui program afirmasi
UP4B, Jumat (31/8) kemarin sekitar pukul 15.00 WIT mengamuk dengan cara
mematahkan baliho yang terpasang di depan Auditorium Uncen Abepura.
Sebagaimana diberitakan media online jpnn.com bahwa mereka mengamuk setelah mendengar pengumuman di Auditorium Uncen bahwa dari 50 lebih calon mahasiswa yang mengikuti seleksi, ternyata hanya 7 orang saja yang dinyatakan lolos seleksi.
Selain mematahkan baliho, para calon mahasiswa yang dinyatakan tidak lolos seleksi ini juga mengejar calon mahasiswa lainnya yang dinyatakan lolos seleksi. Untungnya kondisi ini cepat teratasi, dan para calon mahasiswa yang tidak lolos itu kemudian dikumpulkan di halaman Auditorium Uncen dan diberi pengarahan.
Sekretaris Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), Yakob Panus Jingga yang ditemui di halaman Auditorium Uncen Abepura mengatakan pemerintah pusat telah memberikan kuota kepada anak-anak Papua dan Papua Barat untuk masuk pada universitas negeri di seluruh Indonesia sebanyak 1.017 orang.
Pihaknya selaku sekretaris UP4B telah bertemu dengan Rektor Uncen dan pihak Dinas Pendidikan Provinsi Papua untuk membuat daftar calon mahasiswa guna diperjuangkan untuk masuk di universitas negeri sesuai dengan program kerja afirmasi UP4B. Namun sampai saatnya diumumkan, ternyata dari pegunungan hanya 7 orang calon mahasiswa yang lolos.
"Mengapa pihak Uncen harus mengambil nilai standar nasional, dan kenapa tidak memakai standar khusus di Papua? Karena Papua masih dalam daerah yang mendapatkan kekhususan (otonomi khusus) yang berlaku pada semua sistem yang berada Papua," tegasnya.
Yakob menyatakan, pihaknya membuka pendaftaran di wilayah pegunungan (Wamena) atas perintah dari ketua UP4B Bambang Darmono dengan biaya sendiri dan bukan biaya bantuan dari pemerintah atau siapa pun. Untuk itu pihaknya meminta kepada pihak Universitas Cenderwasih untuk memberitahukan kendalanya di mana sampai hanya menerima 7 orang dalam penerimaan mahasiswa baru dari daerah pegunungan ini.
"Jadi hasil seleksi ini kami anggap tidak jelas, sehingga calon mahasiswa yang hampir semua baru datang dari Wamena ini hanya 7 orang yang diterima. Ini tentu membuat banyak dari mereka menjadi tidak terima dan mengamuk dengan mematahkan baliho yang terbuat dari kayu dan kemudian mengejar mahasiswa yang lolos dalam tes tersebut," paparnya.
Saat terjadi aksi saling kejar-kejaran itu, tidak lama kemudian aparat kepolisian dari Polresta Jayapura yang sedang berpatroli yang dipimpin oleh Kabagops AKP Kiki Kurnia langsung datang dan mengamankan situasi dengan 1 truk Dalmas. Para calon mahasiswa yang saling kejar-kejaran itu kemudian dikumpulkan kembali di depan Auditorium Uncen untuk mendengarkan pengarahan dari sekretaris UP4B guna mencarikan jalan keluar dalam permasalahan ini.
Sekretaris UP4B selaku yang bertanggung jawab atas pendaftaran calon mahasiswa ini akan kembali bertemu dengan rektor Uncen dan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini, sehingga ke depannya tidak ada lagi kericuhan seperti ini.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof Drs. Joko Santoso, saat menyerahkan ke 747 calon mahasiswa program afirmasi perguruan tinggi UP4B kepada para rektor dari 32 Perguruan Tinggi Negeri yang ada di seluruh Indonesia di Auditorium Uncen Abepura, Jumat (31/8) kemarin mengatakan, hal yang dilakukan ini merupakan agenda penting untuk kepentingan pembangunan di Papua pada masa-masa mendatang.
"Penyerahan mahasiswa hasil seleksi yang saat ini dilakukan Direkrotral Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI kepada para rektor dari 32 perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia untuk lima tahun mendatang harus bisa diterima dan dilaksanakan dengan baik," paparnya.
"Saya ingin mengucapkan selamat kepada 747 orang yang diterima di 32 Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Indonesia, mulai dari yang ternama dan sampai dengan perguruan perguruan yang hanya memiliki nama perguruan negeri di Indonesia ini," sambungnya saat memberikan sambutan.
Menurutnya, semua ini bisa terjadi karena ada partisipasi dari UP4B, di mana ide program ini adalah dari UP4B. "Yang jelas program ini program khusus, karena program afirmasi khusus ini hanya untuk anak-anak asli Papua yang diseleksi dari semua anak-anak Papua yang ada. Karena kalau dibuat seleksi secara nasional, maka anak-anak Papua pasti tidak terekrut ke dalamnya," ujarnya.
Dikatakannya, di mana-mana yang namanya pemerintahan daerah itu bisa berjalan jika sumber daya manusia masyarakatnya bagus-bagus. "Untuk itu kami mengajak semua komponen untuk bersama-sama membangun dan memajukan negara kita ini. Mari kita sama-sama memajukan republik kita ini, yang terdiri dari berbagai suku dan etnis ini," ajaknya.
Pihaknya mengimbau kepada para mahasiswa yang lolos ini untuk belajar dengan baik demi menggapai cita-cita. "Sebab kalau nanti masuk di perguruan tinggi, itu sudah berbeda dari waktu di SMA. Anda akan disebut saudara, bukan anak-anak. Itulah yang menunjukkan kedewasaan kalian semua," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Papua dalam sambuatanya yang bacakan oleh Asisten II Setda Provinsi Papua Elia Ibrahim Loupatty mengatakan, untuk berhasil tidak ada cara lain kecuali belajar dengan setekun-tekunnya. Oleh karena itu, para mahassiswa yang telah diterima di program afirmasi ini diharapkan mampu menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan cita-cita yang diimpikan selama ini.
"Tanamkanlah tekad di dalam diri kalian bahwa kalian hanya akan kembali ke tanah Papua apabila sudah membawa ijazah sarjana, dan siap untuk memberikan kontribusi SDM Papua dan di tingkat nasional, bahkan internasional," tukasnya.
Sebagaimana diberitakan media online jpnn.com bahwa mereka mengamuk setelah mendengar pengumuman di Auditorium Uncen bahwa dari 50 lebih calon mahasiswa yang mengikuti seleksi, ternyata hanya 7 orang saja yang dinyatakan lolos seleksi.
Selain mematahkan baliho, para calon mahasiswa yang dinyatakan tidak lolos seleksi ini juga mengejar calon mahasiswa lainnya yang dinyatakan lolos seleksi. Untungnya kondisi ini cepat teratasi, dan para calon mahasiswa yang tidak lolos itu kemudian dikumpulkan di halaman Auditorium Uncen dan diberi pengarahan.
Sekretaris Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), Yakob Panus Jingga yang ditemui di halaman Auditorium Uncen Abepura mengatakan pemerintah pusat telah memberikan kuota kepada anak-anak Papua dan Papua Barat untuk masuk pada universitas negeri di seluruh Indonesia sebanyak 1.017 orang.
Pihaknya selaku sekretaris UP4B telah bertemu dengan Rektor Uncen dan pihak Dinas Pendidikan Provinsi Papua untuk membuat daftar calon mahasiswa guna diperjuangkan untuk masuk di universitas negeri sesuai dengan program kerja afirmasi UP4B. Namun sampai saatnya diumumkan, ternyata dari pegunungan hanya 7 orang calon mahasiswa yang lolos.
"Mengapa pihak Uncen harus mengambil nilai standar nasional, dan kenapa tidak memakai standar khusus di Papua? Karena Papua masih dalam daerah yang mendapatkan kekhususan (otonomi khusus) yang berlaku pada semua sistem yang berada Papua," tegasnya.
Yakob menyatakan, pihaknya membuka pendaftaran di wilayah pegunungan (Wamena) atas perintah dari ketua UP4B Bambang Darmono dengan biaya sendiri dan bukan biaya bantuan dari pemerintah atau siapa pun. Untuk itu pihaknya meminta kepada pihak Universitas Cenderwasih untuk memberitahukan kendalanya di mana sampai hanya menerima 7 orang dalam penerimaan mahasiswa baru dari daerah pegunungan ini.
"Jadi hasil seleksi ini kami anggap tidak jelas, sehingga calon mahasiswa yang hampir semua baru datang dari Wamena ini hanya 7 orang yang diterima. Ini tentu membuat banyak dari mereka menjadi tidak terima dan mengamuk dengan mematahkan baliho yang terbuat dari kayu dan kemudian mengejar mahasiswa yang lolos dalam tes tersebut," paparnya.
Saat terjadi aksi saling kejar-kejaran itu, tidak lama kemudian aparat kepolisian dari Polresta Jayapura yang sedang berpatroli yang dipimpin oleh Kabagops AKP Kiki Kurnia langsung datang dan mengamankan situasi dengan 1 truk Dalmas. Para calon mahasiswa yang saling kejar-kejaran itu kemudian dikumpulkan kembali di depan Auditorium Uncen untuk mendengarkan pengarahan dari sekretaris UP4B guna mencarikan jalan keluar dalam permasalahan ini.
Sekretaris UP4B selaku yang bertanggung jawab atas pendaftaran calon mahasiswa ini akan kembali bertemu dengan rektor Uncen dan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini, sehingga ke depannya tidak ada lagi kericuhan seperti ini.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof Drs. Joko Santoso, saat menyerahkan ke 747 calon mahasiswa program afirmasi perguruan tinggi UP4B kepada para rektor dari 32 Perguruan Tinggi Negeri yang ada di seluruh Indonesia di Auditorium Uncen Abepura, Jumat (31/8) kemarin mengatakan, hal yang dilakukan ini merupakan agenda penting untuk kepentingan pembangunan di Papua pada masa-masa mendatang.
"Penyerahan mahasiswa hasil seleksi yang saat ini dilakukan Direkrotral Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI kepada para rektor dari 32 perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia untuk lima tahun mendatang harus bisa diterima dan dilaksanakan dengan baik," paparnya.
"Saya ingin mengucapkan selamat kepada 747 orang yang diterima di 32 Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Indonesia, mulai dari yang ternama dan sampai dengan perguruan perguruan yang hanya memiliki nama perguruan negeri di Indonesia ini," sambungnya saat memberikan sambutan.
Menurutnya, semua ini bisa terjadi karena ada partisipasi dari UP4B, di mana ide program ini adalah dari UP4B. "Yang jelas program ini program khusus, karena program afirmasi khusus ini hanya untuk anak-anak asli Papua yang diseleksi dari semua anak-anak Papua yang ada. Karena kalau dibuat seleksi secara nasional, maka anak-anak Papua pasti tidak terekrut ke dalamnya," ujarnya.
Dikatakannya, di mana-mana yang namanya pemerintahan daerah itu bisa berjalan jika sumber daya manusia masyarakatnya bagus-bagus. "Untuk itu kami mengajak semua komponen untuk bersama-sama membangun dan memajukan negara kita ini. Mari kita sama-sama memajukan republik kita ini, yang terdiri dari berbagai suku dan etnis ini," ajaknya.
Pihaknya mengimbau kepada para mahasiswa yang lolos ini untuk belajar dengan baik demi menggapai cita-cita. "Sebab kalau nanti masuk di perguruan tinggi, itu sudah berbeda dari waktu di SMA. Anda akan disebut saudara, bukan anak-anak. Itulah yang menunjukkan kedewasaan kalian semua," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Papua dalam sambuatanya yang bacakan oleh Asisten II Setda Provinsi Papua Elia Ibrahim Loupatty mengatakan, untuk berhasil tidak ada cara lain kecuali belajar dengan setekun-tekunnya. Oleh karena itu, para mahassiswa yang telah diterima di program afirmasi ini diharapkan mampu menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan cita-cita yang diimpikan selama ini.
"Tanamkanlah tekad di dalam diri kalian bahwa kalian hanya akan kembali ke tanah Papua apabila sudah membawa ijazah sarjana, dan siap untuk memberikan kontribusi SDM Papua dan di tingkat nasional, bahkan internasional," tukasnya.
Editor: Safrizal
Sumber: jpnn.com
Tidak ada komentar: