Puluhan warga Balohan, Sabang, Kamis (30/8/2012) malam, memutuskan
tidur di atas trotoar depan rumah dinas Wakil Gubernur (Wagub) Aceh,
Muzakir Manaf, di kawasan Blangpadang. Sebagaimana di kabarka media online tribunnews.com bahwa mereka gagal bertemu Gubernur dan Wagub untuk mengadu perihal
penangkapan gula impor yang mereka bawa dari Sabang, oleh pihak Bea
Cukai Banda Aceh, Kamis pagi.
Jumat (31/8/2012) pagi kemarin, para pemilik gula impor tersebut
kembali mendatangi Kantor Gubernur Aceh.
Pada pukul 07.00 WIB puluhan kaum pria dan wanita serta
sejumlah anak-anak, tiba di Kantor Gubernur Aceh, tapi
sampai pukul 11.00 WIB, tidak ada seorang pun yang menemui mereka.
“Kami sangat kecewa. Tujuan kami kemari hanya minta Gubernur membantu
kami, mengambil kebijakan agar gula itu diizinkan kami bawa pulang
kembali ke Sabang. Kalau kami pulang kami nggak tahu harus bayar apa
untuk toke tempat kami ambil gula di Sabang,” kata Agustina yang mengaku
membawa dua sak gula.
Menurut dia, jika warga tak dibenarkan menjual gula ke luar Sabang,
mereka meminta dinas terkait untuk tidak lagi memasukkan gula ke Sabang.
“Puluhan ribu ton gula di Sabang, untuk apa? Mana mungkin dikonsumsi semua untuk warga Sabang. Kalau kami jual keluar, ditangkap, dan tidak jelas prosesnya. Ini kan sama dengan menjebak warga menjadi miskin,” tandas Agustina.
Mirisnya, tambah pemilik gula lainnya, Isa, hanya mereka yang mencari
untung kecil-kecilan yang ditangkap. “Sementara banyak yang mengangkut
gula dengan truk, dibiarkan lolos oleh petugas.” kata Isa seraya
mengatakan mereka telah kembali ke Sabang pukul 14.00 WIB kemarin.
Seperti dikabarkan sebelumnya, petugas KPPBC Banda Aceh menyita 5,5 ton
gulaimpor, Kamis (30/8). Gula itu ditangkap dari 30-an warga Sabang,
umumnya ibu-ibu, di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Gula tak memiliki
izin edar di luar Sabang tersebut diamankan di Kantor KPPBC Banda Aceh
untuk dilelang.
Editor: Safrizal
Sumber: tribunnews.com
Tidak ada komentar: